Monthly Archives: Februari 2011

Bagaimana Mengoptimalkan Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar? (Bagian 2)

Standar

Sudah menjadi agenda, setiap semester anak-anak kelas 2B melaksanakan kegiatan field trip atau kegiatan outing class. Kegiatan ini bukan sekedar kegiatan di luar kelas dalam rangka tamasya saja namunĀ  lebih dari itu, field trip ini merupakan salah satu teknik pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Kita mengenal beberapa teknik lain dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Teknik tersebut adalah:

(1) Melakukan survei, yakni siswa mengunjungi lingkungan secara langsung, seperti masyarakat setempat di mana siswaĀ  berada, sebagai contohnya adalah ketika siswa mempelajari proses hubungan sosial di masyarakat (tata kerja aparat desa, RW, RT), budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajarnya adalah melalui observasi, wawancara, mempelajari data dan dokumen, dan sebagainya.

(2) Field trip atau karyawisata, yaitu melakukan kunjungan terhadap objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler sekolah. Karyawisata dilakukan di bawah bimbingan guru dengan membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu, perumusan tujuan dan tugas yang harus dilakukan, misalnya mengunjungi pabrik, perkebunan,museum, dan sebagainya. Dalam menggunakan karyawisata perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Tujuan harus jelas dan rencana cermat dan matang. (b) Anak didik mempelajari segala sesuatu yang akan dikunjungi tersebut. (c) Anak didik dapat melihat hubungan karyawisata dengan apa yang mereka pelajari. (d) Anak didik mengerti apa tujuan yang akan dicapai dari karyawisata, dan apa yang diharapkan dari masing-masing mereka sekembalinya dari karyawisata supaya dapat membuat perencanaan yang lebih matang. (e) Setiap kegiatan karyawisata didiskusikan dan dinilai. (f) Anak didik diminta untuk membuat laporan. (g) Diusahakan jangan sampai terlalu banyak mengganggu bidang studi lainnya.

(3) Kemping atau Perkemahan Sekolah. Kemah ini cocok untuk mempalajari alam sekitar (ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social dan pendidikan kewarganegaraan) yang dapat menimbulkan rasa kagum siswa terhadap keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan dan dapat menimbulkan rasa dekat dengan Tuhan pencipta alam semesta, memupuk rasa tanggung jawab, jiwa gotong-royong, dan perasaan sosial. Perkemahan sekolah merupakan teknik pendidikan dan pembinaan praktis untuk pembentukan kepribadian dan budi luhur, dan berjiwa sosial serta bertanggung jawab atas tugas yang diemban. Sekolah tidaklah harus dijadikan sebagai penjara bagi peserta didiknya, dimana siswa datang untuk belajar dari pagi sampai siang hari dalam ruangan yang tertutup (kelas). Kondisi yang seperti ini, disamping tidak memberikan pengalaman praktis sebagai misi pendidikan yang harus mengajarkan hidup bermasyarakat (learning to life to gather) sebagai bentuk konfigurasi antara teori yang diajarkan dengan kenyataan sosial di sekitarnya.

(4) Dengan cara mengundang nara sumber ke sekolah, seperti dokter untuk memberikan penyuluhan kesehatan, penegak hukum untuk menjelaskan tentang aturan-aturan hukum dan sanksinya, kiyai untuk memberikan pendalaman materi keagamaan (spiritual), dan lain-lain.

(5) Dengan cara melakukan proyek layanan dan pengabdian masyarakat, seperti kegiatan baksos, penyuluhan, dan kegiatan lain yang dibutuhkan masyarakat.

Semua yang telah disebutkan diatas, intinya adalah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Sebagai penutup, kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses yang tidak cukup hanya belajar dari dalam ruangan kelas semata, namun peserta didik juga harus dapat berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya sehingga peserta didik tidakĀ  merasa asing dengan lingkungan sekitarnya. (Disarikan dari beberapa sumber)