Monthly Archives: Agustus 2011

Outing Class 3: Membandingkan Jumlah Dua Bilangan

Standar

Pada jumat (12/08), kembali kelas 2A melaksanakan kegiatan outing class. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas kali ini di laksanakan untuk mata pelajaran matematika. Tujuan dari kegiatan ini adalah  membandingkan jumlah dua bilangan. Adapun bentuk kegiatannya adalah mengadakan penelitian sederhana jumlah kendaraan yang lewat di jalan raya. Hasil pengamatan siswa-siswa kelas 2A menunjukkan bahwa jumlah kendaraan yang menuju kota Karanganyar lebih banyak dari jumlah kendaraan yang keluar kota Karanganyar. Adapun rincian kendaraan yang menuju kota Karanganyar terdiri dari sepeda motor (182), mobil pribadi (17) dan kendaraan umum (8). Sedangkan rincian kendaraan yang keluar kota Karanganyar terdiri dari sepeda motor (137), mobil pribadi (14) dan kendaraan umum (9). Jumlah total kendaraan yang menuju kota Karanganyar adalah 207 dan  jumlah total kendaraan yang keluar kota Karanganyar adalah 160.

Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi focus pelajaran adalah KD nomer 1.1. Membandingkan bilangan sampai 500. Indicator yang ingin dicapai adalah 1.1.1. Menemukan kumpulan benda lebih banyak dari kumpulan benda lain, 1.1.2. Menemukan kumpulan benda lebih sedikit dari kumpulan benda lain, 1.1.3. Menemukan kumpulan benda sama banyak dengan kumpulan benda lain, 1.1.4. Menemukan suatu bilangan lebih besar dari bilangan lain, 1.1.5. Menemukan suatu bilangan lebih sedikit dari bilangan lain, dan  1.1.6. Menemukan suatu bilangan sama banyak dari bilangan lain.

Artikel: Melatih Anak Puasa

Standar

“Pak Supri, kemarin saya puasa penuh” teriakan anakku kelas 2A di pagi yang membahagiakan ini. “Bagus, bagus, tetep semangat ya!”. Bulan ramadhan, sebagaimana kita ketahui bersama adalah bulan tarbiyah atau bulan pendidikan bagi kita umat muslim, tidak terkecuali bagi anak-anak kita. Bagaimana mendidik anak-anak kita berpuasa?. Sebuah gambaran yang unik seringkali ditemui di jalan-jalan dan sekolahan. Kita melihat anak usia sepuluh tahunan, atau bahkan lebih dari itu yang dengan ringan menikmati makanan dan minuman yang segar di siang hari Ramadhan. Tentu kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang membuat sang anak tersebut tidak berpuasa di hari-hari Ramadhan ini ?.

Seandainya saja karena sakit dan kondisi fisik yang lemah, tentulah kita tidak akan mempermasalahkannya.Karena jangankan anak kecil, orang dewasa yang sakitpun dibolehkan untuk berbuka oleh syariat Islam yang indah dan manusiawi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anak tersebut tidak pernah dilatih dan diperintahkan berpuasa oleh orang tua mereka ? Inilah yang akan sedikit kita bahas dan renungkan pada kesempatan kali ini. Bagaimana sesungguhnya Islam memberikan pandangan seputar anak-anak dan puasa Ramadhan.

Mungkin ada sebagian orang tua yang akan dengan mudah beralasan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan anak-anak untuk berpuasa, sehingga tidak perlu tergesa-gesa menyuruh mereka berpuasa sebelum waktunya atau sampai usia baligh. Alasan ini memang terlihat benar pada satu sisi, karena tidak ada kewajiban ibadah apapun –begitu pula puasa Ramadhan-kepada mereka yang belum baligh atau bermimpi basah. Rasulullah SAW bersabda : Diangkat pena catatan amal dari tiga orang : orang gila yang hilang akalnya sampai sadar kembali, orang tidur sampai ia bangun, dan anak kecil sampai ia bermimpi (baligh) “ (HR Abu Daud).

Klik tautan dibawah ini untuk artikel selengkapnya.

Read the rest of this entry

Pembelajaran Kooperatif Model Stasiun Aktifkan Siswa untuk Belajar Lebih

Standar

Kamis (04/08), kelas 2A ramai riuh. Mereka bukan sedang bermain-main tetapi sedang belajar. Mereka sedang berdiskusi di dalam stasiun pembelajaran. Mata pelajaran yang disampaikan wali kelas adalah lmu Pengetahuan Sosial, bab Dokumen Pribadi dan Dokumen Keluarga. Mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif model stasiun pembelajaran. Di awal pelajaran guru memfasilitasi curah pendapat siswa, kemudian siswa dengan guru berdiskusi tentang pengertian dokumen, macam-macam dokumen dan contoh dokumen dilanjutkan guru menunjukkan contoh dokumen. Selanjutnya siswa dibagi menjadi enam kelompok, di masing-masing kelompok diletakkan dokumen asli dan foto copy Akta Kelahiran (kelompok 1), Ijazah (kelompok 2), KTP (kelompok 3), SIM dan STNK (kelompok 4), Buku Raport (kelompok 5), KK dan Buku Nikah (kelompok 6). Selanjutnya nama kelompok disebut sebagai nama stasiun. Pada masing-masing stasiun mereka mendiskusikan isi dan fungsi masing-maisng dokumen. Pada waktu yang ditentukan selanjutnya secara bergantian kelompok siswa berpindah (berotasi) melalui stasiun-stasiun yang ada. Di akhir kegiatan, siswa melaksanakan presentasi dan penguatan oleh guru.

Artikel: Menjadi Ayah Yang Baik

Standar

Sebagai ayah dengan 1 anak, saat ini adalah masa-masa bahagia dalam hidup saya. Berikut ini ada beberapa kiat agar kita (ayah), bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anak kita. Tulisan di bawah ini saya ambil dari beberapa sumber. Ayah yang baik adalah:

Ikut aktif dalam merawat bayi. Bantulah istri Anda untuk turut berperan aktif merawat buah hati. Dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa seorang ayah yang dari awal telah berperan aktif merawat bayinya (seperti mengasuh bayi, memandikannya, mengganti popok bayi, membuai bayi hingga mereka tertidur), memiliki kemungkinan yang besar akan melakukan hal tersebut hingga bulan selanjutnya. Hal itu terjadi karena kebiasaan ayah mulai terbentuk sejak dini. Dengan demikian, bayi akan semakin merasakan, mengenali kehadiran serta sosok Anda.

Bermain bersama. Ketika bayi Anda semakin bertambah besar, jangan lewatkan waktu bersamanya untuk bermain, membaca buku, serta melakukan aktivitas yang menyenangkan (seperti pada saat bayi merangkak, mulai belajar berbicara, hingga berjalan). Ciptakan permainan-permainan yang disenanginya, seperti bermain kuda-kudaan, pesawat terbang atau petak umpat (sesuaikan dengan perkembangan usia anak).

Ikut terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda. Ketika anak Anda mulai beranjak sekolah, ia akan memulai kehidupan sosial yang baru. Usahakan terlibat dalam kehidupan sosial anak, dengan mengenali nama teman-temannya, dengan siapa dia bergaul, ataupun aktivitas yang dia lakukan bersama temannya.

Jadikan diri Anda sebagai pendengar yang baik. Kesibukan kerja terkadang membuat Anda mengabaikan cerita-cerita anak Anda. Berikan keseimbangan antara kerja dan keluarga. Luangkan waktu beberapa menit untuk mendengarkan si kecil bercerita dan mengerti keseluruhan cerita tersebut. Jadilah pendengar yang baik untuk anak Anda. Jika Anda hanya sekedar meng-ia-kan, atau mengatakan bahwa Anda sedang sibuk, kebiasaan anak bercerita akan menghilang.

Usahakan selalu berkomunikasi dengan baik. Jika Anda tinggal terpisah dan sedang berjauhan dengan anak Anda, usahakan untuk tetap menjalin komunikasi dengan baik, contohnya saja melalui telepon, SMS, internet (chating atau email), dan surat. Saat seperti ini juga dapat Anda gunakan untuk memberi kepercayaan dan tanggung jawab pada anak.

Beri kepercayaan pada anak. Berikanlah anak Anda kebebasan. Kepercayaan Anda akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang mandiri dan percaya diri. Berikanlah ia pilihan, jangan hanya menempatkan anak pada satu pilihan. Lakukanlah hal tersebut mulai dari hal-hal kecil. Anda sebagai orang tua dapat selalu memantau dan membimbingnya.

Perlakukan anak Anda sesuai dengan usia yang dimilikinya. Semakin bertambah usia anak Anda, semakin berbeda pula kebutuhannya. Penuhi kebutuhannya seperlunya. Karena anak harus menjadi pribadi yang mampu bertahan dalam kehidupannya.

Bimbing anak Anda dalam keimanan dan ketaqwaan. Hal terakhir ini adalah yang paling utama. Beri kesempatan mereka mengetahui aktifitas ibadah Anda, ajak anak Anda pergi ke masjid, ajak mereka mengikuti gerakan sholat Anda, ajari mereka amaliah Al-Qur’an dan Sunnah Rasululloh. (Disarikan dari beberapa sumber)

Semoga saya dan Anda bisa. Amin.