Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut menurut saya, merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri , bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar pemahaman tersebut diatas maka saya selaku guru kelas berusaha untuk memanfaatkan secara optimal lingkungan yang ada.
Pada hari sabtu (23/06), saya mengajak anak-anak kelas 2A pergi ke salah satu rumah penduduk di lingkungan MIM Karanganyar yang beternak sapi. Disana saya meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagian tubuh sapi dan menggambarnya.
Harapan saya, dengan kegiatan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan ini diharapkan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar mengajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.
Berdasarkan beberapa literature, lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan sumber belajar dengan maksimal. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan. Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.
Dalam kegiatan ini, anak-anak juga saya beri kesempatan untuk memberi makan sapi yang diamati. Harapan saya, anak-anak dapat mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Dalam hal ini, lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan sapi sebagai sumber belajar mereka. Dalam hal ini, lingkungan memberikan kesempatan kepada saya selaku guru pendamping untuk menguatkan kembali konsep bagian-bagian tubuh hewan yang sedang menjadi pembahasan mereka. Selanjutnya, memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep bagian-bagian tubuh hewan yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep bagian-bagian tubuh hewan tersebut secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Selanjutnya, harapan saya dengan kegiatan di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual.