Monthly Archives: Juli 2011

Outing Class 2: Tolong Menolong

Standar

Pada hari selasa (26/07), saya mengajak anak-anak kelas 2A mengunjungi PMI. Kegiatan ini dilaksanakan pada jam pelajaran PKn. (1) Selama perjalanan menuju PMI dilaksanakan curah pendapat tentang contoh kegiatan berbagi dan tolong menolong, (2) Siswa dan guru berdiskusi kemudian menyimpulkan hasil diskusi, (3) Setelah sampai di tempat tujuan yaitu kantor PMI, siswa diterima staf PMI, (4) Dengan dipandu oleh guru, siswa melaksanakan tanya jawab dengan staf PMI Karanganyar terkait dengan proses transfusi darah sebagai bagian dari sikap tolong menolong sesama manusia, (5) Setelah diskusi selesai, siswa melihat proses pemeriksaan tensi (tekanan) darah, macam golongan darah, dan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah, kemudian melihat secara langsung proses transfusi darah dan diskusi kecil tentang transfusi darah, (6) Sebagian siswa mengikuti cek golongan darah.

Sekilas tentang PMI. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.

Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.

Outing Class 1: Bagian-bagian Tubuh Hewan

Standar

Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut menurut saya, merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri , bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar pemahaman tersebut diatas maka saya selaku guru kelas berusaha untuk memanfaatkan secara optimal lingkungan yang ada.

Pada hari sabtu (23/06), saya mengajak anak-anak kelas 2A pergi ke salah satu rumah penduduk di lingkungan MIM Karanganyar yang beternak sapi. Disana saya meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagian tubuh sapi dan menggambarnya.

Harapan saya, dengan kegiatan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan ini diharapkan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar mengajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Berdasarkan beberapa literature, lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan sumber belajar dengan maksimal. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan pasti dia ingin menceritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan. Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.

Dalam kegiatan ini, anak-anak juga saya beri kesempatan untuk memberi makan sapi yang diamati. Harapan saya, anak-anak dapat mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Dalam hal ini, lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.

Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan sapi sebagai sumber belajar mereka. Dalam hal ini, lingkungan memberikan kesempatan kepada saya selaku guru pendamping untuk menguatkan kembali konsep bagian-bagian tubuh hewan yang sedang menjadi pembahasan mereka. Selanjutnya, memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep bagian-bagian tubuh hewan yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep bagian-bagian tubuh hewan tersebut secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.

Selanjutnya, harapan saya dengan kegiatan di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual.

Dengan Kegiatan Project Based Learning, Ajak Siswa Bertanggungjawab, Disiplin dan Rajin bekerja.

Standar

Kegiatan belajar mengajar berbasis proyek (Project Based Learning-PBL) adalah kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada semester 1 tahun ajaran 2011/2012 ini saya selaku wali kelas 2A mengemas kegiatan PBL dalam bentuk pengamatan pertumbuhan anak ayam. Teknisnya, saya memberikan se-ekor anak ayam kepada siswa agar dipelihara oleh siswa di rumah di bawah bimbingan orang tua/wali siswa. Anak ayam dibagikan kepada siswa pada hari jumat (15/07). Selain untuk memenuhi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada, saya berharap setelah melaksanakan kegiatan ini, siswa dapat memiliki rasa tanggung jawab, disiplin dan rajin bekerja. Saya mengkomunikasikan hal ini dengan orang tua, harapan saya orang tua memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk memelihara anak ayam sampai dewasa dengan cara memberi makan dan minum setiap harinya. Untuk Lembar Kerja yang berupa lembar pengamatanm saya berikan secara bertahap.

Tantangan Mendidik Anak dengan IQ Di Atas Rata-rata

Standar

Tahun ajaran baru 2011/2012 ini saya mendapatkan amanah untuk menjadi wali kelas 2A. Kelas 2A yang terdiri dari 40 anak ini mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Mereka adalah anak-anak pilihan dantara rombongan belajar yang lain. Mereka adalah: Ulyn, Asya, Ammar, Rosya, Dhika, Juna, Astrid, Yasmin, Indra, Rahma, Etika, Aisyah, Fiqih, Bila, Syifa, Hanif, Asti, Nasfa, Maira, Hilmy, Jalu, Kheva, Logi, Jaya, Gibran, Syafiq, Muthaharah, Dhila, Nasywa, Naufal, Naya, Ndaru, Arum, Imah, Riza, Devi, Syaikha, Cinta, Zahra dan Inayah.

Bagi saya mendidik anak-anak dengan kemampuan di atas rata-rata adalah menjadi tantangan baru tersendiri, semoga saya bisa mengakomodir kebutuhan mereka. Bismillah. Semangaaat!!!