Monthly Archives: Mei 2012

Alhamdulillah…, Uangku Banyak Sekali!

Standar

Selasa (22/05), suasana meriah terasa di kelas 2A MIM Karanganyar. Rasa penuh penasaran dan kebahagiaan terpancar di wajah anak-anakku. Di pagi yang begitu indah itu siswa-siswi kelas 2A membuka tabungan (celengan) milik mereka. Celengan tersebut adalah celengan yang mereka buat pada awal tahun ajaran yang lalu. Setiap hari mereka mengisinya dengan sisa uang jajan mereka. Saat celengan mulai dibuka, kebanggaan menyeruak di antara mereka. Diselingi tawa penuh kegembiraan, mereka menghitung uang hasil tabungan mereka selama satu tahun tersebut.

Sebagian dari tabungan mereka, digunakan untuk iuran kegiatan out bound yang insyaAlloh akan dilaksanakan pada saat liburan kenaikan kelas nanti.

Inilah Portofolio Anak-anakku

Standar

Apakah yang disebut “portofolio”? Ada beberapa macam portofolio. Dalam kalangan seniman misalnya, ada portofolio yang berarti kumpulan hasil karya terbaik seorang seniman, yang sengaja diadakan untuk keperluan pameran. Dalam dunia pendidikan, portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio.  Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa.  Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.

Read the rest of this entry

Sekarang Jam Berapa Ya?

Standar

Anak-anakku kelas 2A MIM Karanganyar pada hari Senin (14/05) mencoba jam matahari mereka di halaman sekolah. Mereka mencocokkan hasil pengamatan mereka pada jam matahari dengan jam yang ada di kelas. Wew, ternyata hasilnya sama.

Bagaimana Menyampaikan Konsep Bangun Datar dengan TIK? (Lebih Jauh Pemanfaatan Komputer untuk Interaktifitas Satu Kelas)

Standar

Dalam proses belajar mengajar di kelas, sebagai guru kita harus selalu memiliki strategi yang jitu agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu cara untuk memilih strategi itu adalah dengan mengetahui teknik-teknik penyajian dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Matematika, sebagai pelajaran yang oleh sebagian peserta didik menganggapnya sulit, sudah seharusnya sebagai guru kita harus memecahkan masalah tersebut. Sebagai guru yang profesional sudah seharusnya kita dapat memilih metode dan media yang tepat dalam penyampaian materi pembelajaran, khususnya untuk pelajaran matematika sehingga diharapkan aktivitas guru dan siswa dapat meningkat dan siswa sendiri dapat menjadi lebih aktif di dalam kelas. Dengan demikian tujuan dalam pembelajaran matematika dapat tercapai.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam hal ini adalah komputer, bisa dimanfaatkan lebih jauh untuk kepentingan mengoptimalkan keaktifan siswa di kelas. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan produktif apabila guru memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan dari pemanfataan TIK tersebut. Dalam hal ini, guru sudah seharusnya memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan bahan ajar dengan menggunakan media TIK pada pelajaran matematika, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pemanfaatan TIK sebagai media yang baik tentu saja tidak dapat lepas dari kemampuan dan keahlian guru dalam mendesain, membuat dan mengembangkannya. Guru dituntut untuk berkreatifitas untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam setiap proses pembelajaran terutama yang berkaitan dengan penyampaian pesan yang sulit dimengerti oleh siswa jika diterangkan dengan metode ceramah saja di dalam pelajaran matematika.

Pada umumnya penyampaian materi dan pemahaman konsep yang disampaikan oleh guru tidak dapat diserap semuanya oleh siswa dengan menggunakan metode ceramah saja. Menggunakan metode dan alat peraga yang bisa mengembangkan sikap kritis, logis dan ketrampilan siswa dalam memahami konsep-konsep serta meningkatkan kemampuan siswa adalah salah satu cara menyelesaikan masalah dalam penyampaian pelajaran matematika.

Mengingat hal ini para guru mempunyai tanggung jawab besar agar dapat membantu para siswa mempunyai pemahaman yang lebih atas pelajaran matematika ini. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang tepat dalam membantu para siswa agar cepat memahami pelajaran ini dan meningkatkan prestasi belajarnya. Aktivitas yang diselaraskan dengan alat peraga yang sesuai jika digunakan secara efektif, tentu dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggabungkan berbagai macam keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan yang ingin mereka dapatkan. Selamat mencoba.

Dik Zuha Belajar Gosok Gigi

Standar

Sore ini sikat gigi anakku baru, duh senangnya. Dik Zuha mencoba sikat gigi barunya. Agar kebersihan dan kesehatan gigi si kecil selalu terjaga, sudah seharusnya kita mengajari buah hati kita untuk menggosok gigi sejak dini. Mintalah mereka untuk menggosok giginya paling tidak dua kali sehari, terutama setelah makan makanan manis dan sebelum tidur malam. Pelajaran menggosok gigi tersebut harus disesuaikan dengan umur Balita anda. Demikian pula dengan pasta dan sikat gigi yang digunakan untuk membersihkan gigi si kecil yang barusan tumbuh itu. Berikut tips merawat gigi dan mulut Balita sesuai dengan umurnya.

Usia 1-1,5 tahun. Usia ini adalah waktu yang ideal untuk memulai pelajaran menggosok gigi. Sebab, gigi susu buah hati anda sudah mulai tumbuh. Untuk pelajaran pertama anda bisa mulai mengajarkan gosok gigi dengan sikat gigi khusus untuk anak-anak. Bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang. Ujung sikat gigi dan ujung bulu sikat sedekat mungkin. Bisa juga menggunakan sikat gigi lembut yang dapat disarungkan pada jari anda. Berikut caranya: 1. Sikat gigi si kecil tanpa menggunakan pasta gigi atau odol, untuk mencegah kemungkinan menelan terlalu banyak fluoride ( F) yang terkandung di dalam pasta gigi. 2. Sikat gigi si kecil dengan gerakan memutar. 3. Bilas dengan memberikan air putih matang yang bersih sehingga tidak berisiko menyebabkan diare jika tertelan. Untuk membiasakan gosok gigi di usia ini, awalnya anda bisa membiasakan si kecil melihat anda menggosok gigi. Kemudian, biarkan dia memegang sendiri sikat giginya dan bermain sambil meniru gerakan gosok gigi.

Read the rest of this entry

Tugas Liburan 7-9 Mei 2012

Standar

Anak-anakku, berikut adalah tugas kalian selama liburan UN Kelas 6 tanggal 7-9 Mei 2012. Kalian bisa mengerjakannya bersama dengan teman-teman kalian di rumah.

(1) Jam Matahari. Alat dan bahannya: kardus, kayu/bambu, lakban, paku dan pensil. Cara membuatnya: potong kardus berbentuk setengah lingkaran, lekatkan dengan kayu menggunakan lakban, pasang paku di ujung kayu (tepat ditengah-tengah garis tengah lingkaran kardus), kemudian beri angka 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 di kardus kalian. Jam matahari siap digunakan. (2) Rambu Lalulintas (Model). Alat dan bahannya: kardus, kayu/bambu, lakban dan pensil. Cara membuatnya: potong kardus sesuai dengan bentuk rambu yang akan di buat (boleh persegi, boleh lingkaran), lekatkan dengan kayu menggunakan mengunakan lakban, gambarlah rambu di kardus yang telah ditempelkan ke kayu. Kalau sudah seperti ini, rambu lalulintas (model) kalian sudah jadi. Oiya, membuat rambu lalulintasnya satu saja. Selamat mengerjakan.

Bagaimana Mengajarkan Kerjasama?

Standar

“Anak-anakku, pada pelajaran IPS hari ini kita akan laksanakan dengan bermain bersama”. “Asyiiik….” Begitulah suasana kamis (03/05) pagi di kelas 2A MIM Karanganyar. Pada materi terakhir di pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 2 membahas tentang kerjasama. Sengaja saya ajak anak-anak bermain dengan tujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang bagaimana cara melaksanakan kerjasama.

Tak mudah memang mengajarkan kerjasama kepada anak, terlebih saat dia masih berada pada masa egosentris, di mana anak masih sangat mementingkan dirinya sendiri. Tapi jangan khawatir, asal dibiasakan sejak dini kemampuan bekerjasama pun akan tumbuh dengan sendirinya. Seperti apa caranya? Farah Farida Tantiani, M.Psi dan Dra. Sofia Hartati, M.Si, akan menjelaskannya!

Latih sejak dini

Kerjasama adalah saling membantu, saling membutuhkan dalam melakukan sesuatu untuk tujuan bersama. Bekerjasama merupakan perilaku Emotional Intelligence (EQ) yang tinggi, karena anak memahami perasaan orang lain dan berusaha untuk membina hubungan baik dengan pihak lain. Namun, bukan berarti kemampuan bekerjasama akan tumbuh dengan sendirinya saat anak dewasa kelak. Bekerjasama haruslah dipupuk sejak dini. Karena, bila sewaktu kecil anak sudah (dibiarkan) menjadi pribadi yang individualis, bukan tidak mungkin saat besar nanti dia akan sulit bekerjasama dengan orang lain.

Sebenarnya potensi kemampuan bersosialisasi yang merupakan cikal bakal kerjasama, sudah ada sejak anak itu lahir. Hanya saja, potensi tersebut harus dikembangkan sejak dini agar bisa muncul pada diri anak. Mengenai kapan tepatnya anak diajarkan kerjasama adalah ketika anak mulai dapat bermain dengan teman sebaya dalam kelompoknya.

Dari hal sederhana

Read the rest of this entry

Remidi Yuuuk….

Standar

Salah satu tugas guru dalam mengantarkan peserta didik mendapatkan ilmu pengetahuan adalah mengadakan penilaian (evaluasi) baik diakhir paket pembelajaran maupun ditengah-tengah kegiatan belajar mengajar. Sebagai orang tua bagi peserta didik di sekolah, setiap guru menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar selalu ada anaknya yang mengalami kesulitan belajar sehingga peserta didik tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Kesadaran tersebut sudah seharusnya ditindaklanjuti oleh guru untuk mengupayakan solusinya. Salah satu bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh guru untuk mencapai ketuntasan belajar yaitu memberikan kegiatan remedial.

Remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

Read the rest of this entry